Kamis, 06 Desember 2007

Ambin Dalam
Palidangan atau Ambin Dalam adalah ruang dalam yang merupakan ruang induk pada jenis-jenis rumah Banjar. Pada Rumah Bubungan Tinggi, ruang ini disebut juga ruang Panampik Panangah. Ruang ini pada rumah Jawa dapat disamakan dengan bangunan/ruang Dalem. Ruang ini secara kosmologis merupakan pusat rumah atau titik tengah rumah, yang secara filosofi merupakan ruang yang paling penting (private).
Ruang Palidangan berbatasan dengan ruang Panampik Basar pada sisi depan, dengan ruang Panampik Dalam pada sisi belakang dan Anjung pada sisi kiri dan kanan. Ruang Palidangan ditutupi oleh atap Bubungan Tinggi.
Lantai Palidangan merupakan lantai rumah panggung. Lantai Palidangan sama tingginya dengan ruang Panampik Basar, tetapi ada juga beberapa rumah yang membuat lantai Panampik Basar lebih rendah dari lantai ruang Palidangan.
Di dalam ruang ini terdapat tiang-tiang besar (berjumlah 8 batang) yang menyangga Bubungan Tinggi yang disebut Tihang Pitugur atau Tihang Guru. Tihang Pitugur membentuk konstruksi utama bangunan yang disebut Sangga Ribut.
Karena dasar (ambang bawah) dari dua buah pintu yang ada di Tawing Halat (bahasa Jawa disebut Seketeng) tidak sampai ke dasar lantai maka watun(ambang pintu) pada Tawing Halat disebut Watun Langkahan. Kalau ada pertunjukkan Wayang Kulit Banjar atau upacara perkawinan maka bagian tengah Tawing Halat yang merupakan pemisah ruang Palidangan (Pringgitan) dengan ruang Paluaran dibuka, sehingga menjadi suatu ruang yang besar.

Ambin Dalam Fungsi Ruang
Fungsi Palidangan adalah untuk menempatkan tamu wanita dan kerabat dekat ketika mengadakan selamatan atau acara keramaian lainnya seperti menyampir (nanggap) Wayang Kulit Banjar (bawayang) dan acara perkawinan. Dalam ruang inilah pada jaman dahulu, Ki Dalang meletakkan perlengkapan pertunjukkan wayang dan memainkan lakon pewayangannya.

Tidak ada komentar: