Senin, 03 Maret 2008


Situs web resmi:
Kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah provinsi Indonesia yang terdiri dari Pulau Bangka dan Belitung serta beberapa pulau kecil yang terletak di bagian timur Sumatra, dekat dengan Provinsi Sumatra Selatan. Ibu kota provinsi ini ialah Pangkal Pinang. Provinsi ini disahkan pada tanggal 9 Februari 2002.
Selat Bangka memisahkan Sumatra dan Bangka, sedangkan Selat Gampar memisahkan Bangka dan Belitung. Di bagian utara provinsi ini terdapat Laut Tiongkok Selatan, bagian selatan adalah Laut Jawa dan Pulau Kalimantan di bagian timur yang dipisahkan dari Belitung oleh Selat Karimata.
Kepulauan Bangka Belitung merupakan bekas Provinsi Sumatra Selatan, namun menjadi provinsi sendiri bersama Banten dan Gorontalo pada tahun 2000. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tanggal 4 Desember 2000. Propinsi Kepulauan Bangka Belitung berasal dari sebagian wilayah Provinsi Sumatra Selatan.

Daratan: 16.423,74 km
Panjang pantai: 1200 km Batas
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai batas wilayah :

Sebelah utara dengan Laut Natuna
Sebelah timur dengan Selat Karimata
Sebelah selatan dengan Laut Jawa
Sebelah barat dengan Selat Bangka Kepulauan Bangka Belitung Posisi Geografis
Posisi geografis propinsi ini adalah 1º50' - 3º10' LS dan 105º - 108º BT

Rumah Adat
Secara umum arsitektur di Kepulauan Bangka Belitung berciri Arsitektur Melayu seperti yang ditemukan di daerah-daerah sepanjang pesisir Sumatera dan Malaka. Di daerah ini dikenal ada tiga tipe yaitu Arsitektur Melayu Awal, Melayu Bubung Panjang dan Melayu Bubung Limas. Rumah Melayu Awal berupa rumah panggung kayu dengan material seperti kayu, bambu, rotan, akar pohon, daun-daun atau alang-alang yang tumbuh dan mudah diperoleh di sekitar pemukiman. Bangunan Melayu Awal ini beratap tinggi di mana sebagian atapnya miring, memiliki beranda di muka, serta bukaan banyak yang berfungsi sebagai fentilasi. Rumah Melayu awal terdiri atas rumah ibu dan rumah dapur, yang berdiri di atas tiang rumah yang ditanam dalam tanah. Berkaitan dengan tiang, masyarakat Bangka Belitung mengenal falsafah 9 tiang , di mana bangunan didirikan di atas 9 buah tiang, dengan tiang utama berada di tengah dan didirikan pertama kali. Sedangkan atap ditutup dengan daun rumbia, untuk dinding biasanya dibuat dari pelepah/kulit kayu atau buluh (bambu). Rumah Melayu Bubung Panjang biasanya karena ada penambahan bangunan di sisi bangunan yang ada sebelumnya, sedangkan Bubung Limas karena pengaruh dari Palembang, dimana sebagian dari atap sisi bangunan terpancung. Selain pengaruh arsitektur Melayu ditemukan pula pengaruh arsitektur Non-Melayu seperti terlihat dari bentuk Rumah Panjang yang pada umumnya didiami oleh warga keturunan Tionghoa. Pengaruh Non-Melayu lain datang dari arsitektur kolonial, terutama tampak pada tangga batu dengan bentuk lengkung.

Rumah Panggung
Rumah Limas
Rumah Rakit Kain Tradisional

Kain Cual Alat Musik dan Tarian Tradisional

Dambus
Suling
Gendang Melayu
Tari Tanggai
Tari Zepin
Tari Campak Masakan/Makanan Tradisional

Lempah kuning adalah masakan khas dari Pulau Bangka. Bahan dasar makanan ini adalah ikan laut dan diberi bermacam bumbu dapur seperti kunyit, bawang merah dan putih serta lebngkuas dan terasi atau belacan yang khas dari daerah Bangka.
Getas
Rusip adalah makanan yang terbuat dari bahan dasar ikan bilis yang dicuci bersih dan diriskan secara steril, kemudian dicampur dengan garam yang komposisinya seimbang. Di samping itu ditambahkan juga air gula kabung agar aroma lebih terasa, kemudian disimpan sampai menjadi matang tanpa proses pemanasan. Adonan ini harus ditutup dengan wadah yang rapat agar tidak tercampur dengan benda asing apapun. Dahulu biasanya proses adonan ini ditempatkan dalam guci yang bermulut sempit. Suhu ruangan harus dijaga. Makanan ini dapat dimasak dulu atau dimakan langsung dengan lalapan.
Calok
Teritip
Belacan
Tembiluk
Lempah darat
Otak-otak
Sambalingkung
Martabak bangka
Lempok, makanan sejenis dodol yang terbuat dari campuran gula pasir dan buah-buahan tertentu (umumnya cempedak, nangka dan durian). Buah yang digunakan dilembutkan sampai memyerupai bubur, kemudian dicampur dengan gula pasir dengan perbandingan tertentu dan dipanaskan di atas api sampai kecoklatan dan mudah dibentuk. selama pemanasan, campuran harus selalu diaduk. Sejarah kepahlawanan Bangka

Depati Bahrin
Depati Amir
Batin Tikal

Tidak ada komentar: