Minggu, 13 Januari 2008

Bahasa Osing
Bahasa Osing adalah nama dialek bahasa Jawa yang dipertuturkan di daerah Banyuwangi, Jawa Timur. Kata osing berasal dari kata tusing dalam bahasa Bali, bahasa daerah tetangganya. Artinya ialah tidak.

Jumlah dan Wilayah Persebaran
Jumlah penduduk asli Banyuwangi yang acap disebut sebagai "Lare Using" ini diperkirakan mencapai 500 ribu jiwa dan secara otomatis menjadi pendukung tutur Bahasa Jawa Osing ini. Penutur Bahasa Jawa-Osing ini tersebar terutama di wilayah tengah kabupaten Banyuwangi, terutama kecamatan-kecamatan sebagai berikut :
Sedangkan wilayah lainnya adalah wilayah tutur campuran baik Bahasa Jawa ataupun Bahasa Madura. Selain di Banyuwangi, penutur bahasa ini juga dapat dijumpai di wilayah kabupaten Jember, terutama di Dusun Krajan Timur, Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan, Jember. Namun dialek Osing di wilayah Jember ini telah banyak terpengaruh bahasa Jawa dan Madura disamping dikarenakan keterisolasiannya dari daerah Osing di Banyuwangi.

Kabat
Rogojampi
Glagah
Kalipuro
Srono
Cluring
Giri
sebagian kota Banyuwangi
Gambiran
Singojuruh
sebagian Genteng
Licin Sistem Pengucapan atau Fonologi
Bahasa Jawa Osing mempunyai keunikan dalam sistem pelafalannya, antara lain:

Adanya diftong [ai] untuk vokal [i] : semua leksikon berakhiran "i" pada bahasa Jawa Osing khususnya Banyuwangi selalu terlafal "ai". Seperti misalnya "geni" terbaca "genai", "bengi" terbaca "bengai", "gedigi" (begini) terbaca "gedigai".
Adanya diftong [au] untuk vokal [u]: leksikon berakhiran "u" hampir selalu terbaca "au". Seperti "gedigu" (begitu) terbaca "gedigau", "asu" terbaca "asau", "awu" terbaca "awau".
Lafal konsonan [k] untuk konsonan [q]. Di Bahasa Jawa, terutama pada leksikon berakhiran huruf "k" selalu dilafalkan dengan glottal "q". Sedangkan di Bahasa Jawa Osing, justru tetap terbaca "k" yang artinya konsonan hambat velar. antara lain "apik" terbaca "apiK", "manuk", terbaca "manuK" dan seterusnya.
Konsonan glotal [q] yang di Bahasa Jawa justru tidak ada seperti kata [piro'], [kiwo'] dan demikian seterusnya.
Palatalisasi [y]. Dalam Bahasa Jawa Osing, kerap muncul pada leksikon yang mengandung [ba], [pa], [da], [wa]. Seperti "bapak" dilafalkan "byapak", "uwak" dilafalkan "uwyak", "embah" dilafalkan "embyah", "Banyuwangi" dilafalkan "byanyuwangai", "dhawuk" dibaca "dyawuk".

Tidak ada komentar: